PELOPOR MERCHANDISE INOVATIF DI INDONESIA PELOPOR MERCHANDISE INOVATIF DI INDONESIA

Menjahit Dengan Rasa, Cerita Pak Mordian dan Rizki Umroh dari Rumah Komunitas

Bagikan:

Loyalitas dan ketulusannya dalam bekerja mengantarkan Pak Mordian, penjahit terbaik Rumah Komunitas, menerima hadiah umroh dalam momen penuh kehangatan keluarga besar Rumah Komunitas.

Selepas sholat Magrib itu, lantai 3 kantor baru Rumah Komunitas di Taman Cibaduyut Indah terasa lebih hangat dari biasanya. Tanggal 2 November 2025, seluruh keluarga besar Rumah Komunitas berkumpul untuk acara Tasyakur 12 Tahun berdirinya ruang kreatif itu. Tidak ada dekor megah, tidak ada seremonial berlebihan—hanya kebersamaan sederhana yang selama ini menjadi napas mereka.

Di tengah keramaian itu, sosok Pak Mordian, seorang penjahit berusia 63 tahun, duduk dengan tenang di sudut ruangan. Ia memegang kedua tangannya erat, seolah sedang menahan sesuatu yang sejak lama ia simpan dalam doa-doanya.

Pak Mordian telah bekerja di Rumah Komunitas selama lima tahun. Namanya jarang terdengar keras, suaranya tak pernah mendominasi ruangan, namun loyalitasnya terasa dalam setiap jahitan yang ia hasilkan. Ia rajin beribadah, bertanggung jawab, berperilaku sopan, dan menjadi teladan bagi para penjahit yang lebih muda. Ia bukan guru, tapi cara bekerjanya menjadi pelajaran.

“Pak Mordian itu kalau menjahit selalu pakai hati,” ucap Mang Ule, Kepala Produksi. “Dia pemalu, tapi semua orang hormat sama beliau.”

Setiap tahun, Rumah Komunitas memberikan hadiah umroh bagi karyawan teladan—cara mereka menghargai kejujuran, kerja keras, dan keikhlasan. Dan tahun itu, nama Pak Mordian dipanggil ke depan.

Ruangan langsung hening. Ketika namanya disebut, Pak Mordian menunduk. Bahunya bergetar pelan. Entah karena tak menyangka, atau karena doanya akhirnya dijawab, ia menutup wajahnya dengan kedua tangan. Beberapa rekan kerja ikut meneteskan air mata.

Keharuan itu bukan dibuat-buat; itu lahir dari perjalanan panjang seorang laki-laki sederhana yang bekerja tanpa pamrih. Sementara tepuk tangan bergema, Kang Ariep, founder Rumah Komunitas, berdiri mendekat. Ia menepuk pundak Pak Mordian dan berkata:

“Dua belas tahun perjalanan ini bukan soal angka. Ini soal berkah, keikhlasan, dan keluarga yang tumbuh bersama. Tahun ini, Allah memilih Pak Mordian untuk berangkat.”

Kalimat itu membuat suasana semakin hangat. Rumah Komunitas memang tumbuh bukan hanya dari produksi, manajemen, atau strategi bisnis—tetapi dari nilai kekeluargaan yang mereka rawat sejak awal berdiri.

Perjalanan ke Rumah Allah SWT. Hari keberangkatan pun tiba. Suasana di Bandara Soekarno-Hatta dipenuhi pelukan dan doa. Pak Mordian tampak gugup namun bahagia. Ia mengenakan jaket custom warna hitam–coklat tan, hadiah dari Rumah Komunitas.

Di kakinya, sandal Tabuk berwarna coklat—sederhana, tapi penuh makna.

Pak Andi Rohandi, salah satu penggagas Rumah Komunitas, bersama Mang Ule, turut mengantar hingga pintu keberangkatan. Tidak banyak kata yang keluar dari mulut Pak Mordian. Ia memang pendiam, tapi setiap kalimatnya mengandung ketulusan. Sebelum melangkah masuk, ia menunduk dan berkata pelan:

“Doakan bapak mabrur di Mekah… lancar di sana… pulang selamat.

Dan… bapak pasti rindu menjahit custom dengan rasa.”

Kalimat itu membuat siapa pun yang mendengarnya terdiam. Sebagian memeluknya, sebagian dari istri, anak dan keluarga yang ikut mengantarkan menyeka air mata, sebagian lain menunduk sambil berdoa.

Pak Mordian bukan hanya penjahit—ia adalah pengingat bahwa kualitas sebuah karya lahir dari hati yang bersih, bukan dari kecepatan tangan semata. Ia menolak menjadi sorotan, tetapi justru ketulusannya membuat semua mata menghargainya.

Rumah Komunitas tumbuh selama 12 tahun bukan karena bangunan tinggi, peralatan modern, atau strategi bisnis canggih. Melainkan karena orang-orang seperti Pak Mordian, yang bekerja dalam senyap namun membawa cahaya.

Kini, langkahnya menuju Tanah Suci bukan hanya perjalanan ibadah, tetapi juga perjalanan syukur—Nilai rasa syukur dari seorang yang menjahit bukan hanya kain atau bahan Columbia WP, tapi juga terbangunnya hubungan antar sesama saudara di Rumah Komunitas dengan kehangatan yang luar biasa (Vick/14/11/2025).

Artikel Populer
Merchandise Terlaris
🎨Gratis custom untuk komunitas, perushaaan, organisasi, sekolah ataupun pribadi
Chat WA
Home Cari Login Keranjang WhatsApp Menu